Daihatsu Terios Mantap buat Tanjakan Terjal
Daihatsu Terios. Sahabat Petualang – Perjalanan tim Daihatsu Terios 7
Wonders dimulai sesudah santap siang bersama bupati Lahat H
Saifudin Aswari Riva'i SE di hotel Grand Zuri, satu-satunya hotel
berbintang yang akan segera diresmikan kami segera bergerak menuju
persinggahan berikutnya di kota Pagaralam.
Jarum jam menunjukkan pukul 12.40 WIB
saat tim 7 Wonders keluar dari halaman hotel Grand Zuri. Jalanan menuju
kota Pagaralam agak sedikit bergelombang. Sekitar 20 menit keluar dari
kota Lahat jalanan mulai berkelok-kelok. Memasuki perbatasan kota
Pagaralam, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal.
Untuk mengatasi handycap ini, shifter matik
Terios pun berpindah-pindah. Ketika tanjakan lumayan terjal agar
akselerasi tetap terjaga posisi shifter bergeser ke L. Begitu sudah agak
landai bergeser lagi ke 2 , D-3 dan juga D. Walaupun penuh dengan
penumpang dan barang bawaan, ternyata ketiga terios yang terdiri dari 2
tipe matik dan 1 manual berhasil mengatasi tantangan jalanan ini. Asyik!
Harga Mobil DAIHATSU Baru Surabaya
Info Seputar Mobil Daihatsu Jawa Timur
Website: http://harga-daihatsu.blogspot.com
Letak pagaralam yang berada kurang
lebih 1.000 m dpl di atas permukaan laut membuat udara lumayan sejuk. Di
kanan kiri jalan selain teh dan kopi juga ada persawahan yang lumayan
luas. Selain surganya kopi dan teh, karena kesuburan tanahnya pagaralam
memang sebagai salah satu lumbung padi di Sumatera Selatan.
Tak terasa, kami sudah sampai di
persimpangan jalan menuju kota PagarAlam, tapi kami putuskan untuk
segera menuju lokasi penginapan di kaki gunung Dempo. Agak kaget juga
karena tiba-tiba di jalan disetop beberapa anak kecil. Anak itu bilang,”
satu mobil Rp 10 ribu Bang.” Wah…. Ternyata ada preman juga di sini.
Anak-anak kecil ini sepertinya ada yang
mengorgansir. Karena di dekat portal ala kadarnya ada beberapa orang
dewasa yang duduk-duduk mengawasi. Ketika kami minta karcis tanda masuk
dengan yakin anak kecil itu menunjukan segepok karcis yang ada tulisan
Pemerintah Kota Pagaralam Retribusi Kawasan Wisata dan Olah Raga. Karcis
itu tertera angka Rp 1.500. Hal yang bikin kami jengkel adalah uang Rp
30 ribu hanya diganti 5 lembar karcis yang total nilainya cuma Rp
7.500.
Kami teringat kejadian yang sama ketika
memasuki kawasan Wisata Danau Ranau – Liwa. Satu mobil dikenai Rp
20.000. Tapi bukti tanda masuk yang diberikan hanya 2 lembar karcis
mobil senilai total Rp 10.000 dan juga 3 lembar karcis untuk pengunjung
senilai total Rp 6.000. Jadi masih ada kelebihan uang Rp 60.000 – Rp
16.000 = Rp 44.000.
Uang-uang tersebut menguap tak jelas
kemana. Sungguh menyedihkan korupsi sudah sedemikian merasuknya di
negeri ini. Kalau begini bagaimana dunia pariwisata Sumatera bisa maju?
Menjengkelkan!!!
Usai check in di Villa dan Hotel Gunung
Gare, karena hari masih sore (sekitar pukul 15.00 WIB), kami putuskan
menikmati keindahan alam Pagaralam sembari berkeliling untuk mecari
perkebunan kopi dan juga tempat pengolahannya. Karena menurut berbagai
informasi yang diperoleh Pagaralam adalah daerah penghasil kopi terbesar
di Sumatera.
Untuk menemukan kebun kopi di dekat
lokasi menginap ternyata tidak sulit. Tapi untuk menemui tempat
pengolahan biji kopi, baru bisa di dapatkan di salah satu toko souvenir
khas Pagaralam di pusat kota. Sayang karena mesin gilingnya sedang rusak
terpaksa proses penggilingan kopi dihentikan.
Ok, masih ada hari besok sebelum tim
bergerak menuju kota Empat Lawang. Kota penghasil kopi berikutnya Malam
hari di Pagaralam kami tutup dengan makan malam bersama dengan menu ikan
bakar dan ikan goreng. Tentu saja sembari menikmati seduhan kopi
Pagaralam yang nikmat. Oh, ya perikanan di Pagaralam juga lumayan maju
karena banyak kolam ikan yang dibuat masyarakat. Air yang bagus jadi
salah satu modalnya.
Info Seputar Mobil Daihatsu Jawa Timur
Website: http://harga-daihatsu.blogspot.com